PERSIAPAN PAMERAN


Teman - teman sudah mempelajari tentang pengertian pameran, tujuan pameran, fungsi pameran, manfaat pameran, dan jenis-jenis pameran disini ? Kalau belum, silahkan teman - teman pelajari terlebih dahulu. Pada postingan kali ini, saya akan membagikan tentang materi selanjutnya yaitu persiapan pameran seni rupa, atau keiatan yang harus dilakukan untuk menyelenggarakan sebuah pameran karya seni rupa.

A. MERANCANG  PAMERAN



Hal pertama yang harus kalian lakukan adalah merancang kegiatan. Rencana mengadakan sebuah pameran perlu dirancang secara sistematis dan logis agar pada pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar. Tanpa perencanaan yang sistematis tersebut, sebuah pameran tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Berikut ini tahapan umum dalam penyelenggaraan pameran seni rupa :



1. Menentukan Tujuan Pameran
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun program suatu pameran adalah menetapkan tujuan pameran. Untuk apa kita mengadakan pameran tersebut, sesuai dengan 3 macam tujuan pameran.

2. Menentukan Tema Pameran
Penentuan tema berfungsi untuk memperjelas tujuan yang akan dicapai, dengan adanya tema dapat memperjelas misi pameran yang akan dilaksanakan. Dan dengan tema yang bagus, tentu akan membuat pameran tersebut lebih menarik banyak perhatian pengunjung atau apresiator.

3. Menyusun Kepanitiaan
Untuk mencapai tujuan pameran kita memerlukan kerjasama dan membagi tugas sesuai kebutuhan (tergantung dari apa yang dipamerkan, di mana pameran diselenggarakan, dan siapa yang akan menyaksikan pameran tersebut). Dengan demikian volume pekerjaanlah yang akan menentukan jumlah dan  susunan panitia.

Untuk tingkat sekolah, struktur panitianya biasanya terdiri dari :

1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara, dan
4. Sejumlah seksi-seksi 

- Ada yang mengurusi materi pameran (misalnya lukisan, karya desain,kria)
- Display atau kelompok kerja pemajangan karya.
- Penata cahaya (mengurusi pencahayaa karya dan ruang pameran). 
- Pembuatan katalog (kelompok kerja yang mengurusi data karya, biografi perupa, desain dan layout, pencetakan) 
- Kuratorial (penulisan naskah yang memberikan informasi tentang karya-karya yang dipamerkan dan dimuat di katalog).
- Pembuatan label (informasi singkat mengenai materi : judul, tahun penciptaan, media, ukuran, pencipta).
- Seksi sponsor atau pencarian  dana, sekaligus bertugas mencari pembicara dari kalangan perupa pada kegiatan diskusi (diskusi biasanya dilaksanakan 1 hari menjelang hari penutupan pameran), termasuk memilih “tokoh” yang meresmikan pembukaan pameran.
- Seksi Dokumentasi , publikasi (pembuatan poster, spanduk)
- Konsumsiperlengkapan, keamanan, dan seksi acara, baik dalam pembukaan pameran, pelaksanaan diskusi, dan penutupan pameran.
- Seksi lain yang diperlukan dapat ditambahkan pada struktur panitia pameran sesuai kebutuhan.


Untuk menjalankan tugas-tugas kepanitiaan, administrasi, rapat, dan kegiatan lainnya, diperlukan ruangan khusus sebagai kantor atau ruang kerja Panitia Pameran / Ruang Kesekretariatan.

4. Menentukan Waktu dan Tempat Pameran
Menentukan waktu pameran bisa dilakukan saat tidak ada pembelajaran di sekolah pada akhir semester atau pada acara memperingati hari ulang tahun sekolah. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan pameran tidak mengganggu kegiatan belajar dan dapat disaksikan oleh seluruh warga sekolah.

5. Menyusun Agenda Kegiatan
Penyusuan agenda kegiatan dimaksudkan untuk memberikan kejelasan waktu pelaksanaan kepada semua pihak yang berkaitan dengan proses   penyelenggaraan   pameran. Agenda kegiatan disusun dalam sebuah tabel dengan  mencantumkan komponen jenis kegiatan  dan  waktu  (biasanya  dalam  bulan,  minggu  dan tanggal).

6. Menyusun Proposal Kegiatan Pameran
Banyak format penulisan proposal yang dapat digunakan, namun pada hakikatnya, inti dari proposal ialah latar belakang pameran, dasar acuan kegiatan pameran, tujuan pameran, hasil dan dampak pameran yang diharapkan, tema pameran, waktu dan tempat, tata tertib dan lain-lain.
Biasanya  proposal dibuat untuk kepentingan mendapatkan ijin kegiatan, dari pihak sekolah/keamanan, pencarian sponsor, informasi bagi orang tua siswa, informasi bagi pers, dan pihak-pihak  lain yang menjadi mitra kerja penyelenggaraan pameran. Oleh karena itu kualitas penulisan dan tampilan  suatu proposal pameran usahakan seoptimal mungkin, untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari berbagai kalangan.

B. MEMPERSIAPKAN PAMERAN

Setelah menyusun perencanaan kegiatan pameran dimulai dari menentukan tujuan hingga pembuatan  proposal, maka kegiatan selanjutnya adalah mempersiapkan pelaksanaan pameran. Kegiatan  utama  dalam persiapan  pameran  ini  adalah menyiapkan  dan memilih karya serta menyiapkan perlengkapan pameran yang dibutuhkan.

1. Materi Pameran
Materi pameran seni rupa di sekolah terdiri dari tiga sumber. Pertama adalah koleksi karya tugas-tugas siswa terbaik (seni lukis, desain, dan kria atau karya yang lain) yang dipilih oleh guru.

Kedua, adalah karya-karya siswa yang dibuat atas kehendak sendiri, di luar  tugas yang diberikan oleh guru di sekolah. Dan yang ketiga, adalah karya-karya siswa yang memenangkan lomba seni rupa (seni lukis, desain, kria, logo, animasi, dan lain-lain) baik dalam tingkat lokal, nasional, maupun internasional, yang pernah diraih oleh siswa yang sedang belajar efektif di sekolah yang mengadakan pameran.

Hendaknya materi pameran mencerminkan juga perkembangan kebudayaan masa kini, dimana karya-karya seni rupa  telah menggunakan media dan teknologi baru, yang telah dipraktikkan oleh sebagian siswa (khususnya para siswa yang bersekolah di kota- kota besar Indonesia), yakni seni di zaman elektronik, Seperti computer art,  video art, web art, vector art, digital painting, dan lain-lain, sehingga pengunjung pameran mendapatkan sajian yang baru  dengan wawasan seni masa kini.

2. Kurasi Pameran
Kurasi pameran  biasanya ditulis  kurator  seni rupa,  guru seni  budaya  (seni rupa), dan dapat pula ditulis oleh siswa yang berbakat menulis  kritik seni. Penulisan informatif tentang koleksi materi  pameran  (seni lukis,  seni grafis, desain, kria, dan  lain- lain) agar mudah dipahami oleh pengunjung pameran. Baik dari aspek konseptual, aspek visual, aspek teknik artistik, aspek estetik, aspek fungsional, maupun aspek nilai seni, desain, atau kria yang dipamerkan.

Fungsi seorang kurator antara lain menganalisis berbagai faktor keunggulan seni yang dipamerkan, di samping menunjukkan pula kecenderungan kreatif  peserta pameran, baik untuk bidang   seni lukis , desain, atau kria. Sehingga pengunjung mendapatkan bahan banding  untuk  mengapresiasi karya yang  diamatinya. Artikel kurasi pameran dimuat dalam katalog pameran, sehingga  isinya menjadi topik bahasan yang menarik dalam aktivitas diskusi yang dilaksanakan.

3. Aktivitas Diskusi
Kegiatan diskusi diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan pameran.  Tujuannya adalah pengembangan wawasan seni rupa dan  sikap apresiatif. Bagi  perupa  adalah ajang evaluatif (mendapatkan masukan  dari  peserta  diskusi) dan  sekaligus sebagai peluang menjelaskan gagasan dan  tujuan  seni yang diciptakannya, alias pertanggunggjawaban karya. 

Sebagai pembicara  utama, biasanya dipilih peng-kritik seni rupa, atau tokoh lain yang dipandang layak karena keahliannya telah diakui ditengah masyarakat. Pembicara menyampaikan makalah sebagai topik kajian diskusi (makalah dibagikan kepada semua peserta).

Diskusi dipandu oleh moderator (yang berwawasan seni  baik), bisa oleh siswa, perupa, atau guru seni budaya. Kegiatan diskusi dikelola olah panitia pameran, dan didokumentasikan dalam bentuk catatan tertulis, audio, foto, video, atau film, sesuai kemampuan panitia pameran.




Referensi : http://berkaryasenirupa.blogspot.co.id/2017/02/persiapan-pameran.html
Tags : persiapan pameran, merancang pameran, menyusun tema pameran, tujuan pameran, kepanitiaan, seksi, waktu dan tempat kegiatan, agenda kegiatan, proposal kegiatan, mempersiapkan pameran, materi pameran, aktivitas diskusi, berkarya, berkarya seni rupa, seni rupa,kurikulum 2013, materi seni budaya, 2017

Previous
Next Post »